The Bohemian. Tulisan itu menyala dengan lampu tali berwarna kuning.
Malam akhir pekan ini bangku-bangku banyak yang kosong. Sebabnya adalah musim dingin. Orang-orang lebih suka dikelonin.
Duduk sendirian di bawah temaram lampu bohlam; agak hangat setelah menenggak segelas anggur. Beban pikiran membuatnya tertunduk sejak awal.
"Kenapa boi?" Sapa bartender sambil ngelap gelas.
Ia tak menjawab. Hanya mendongak sedikit sebagai respon panggilan. Menggeleng sambil tersenyum pelit.
"Berapa gelas pun lo minum, gak bantu apa-apa", saran bartender.
Ia tak berkutik.
"Terserah lu dah". Bartender pergi.
Ia tak pernah minum sebelum menginjakkan kaki di Beirut. Ketika temannya ada yang mau bunuh diri pun, ia tak pernah merusak satupun barangnya ketika dirundung masalah. Anggur hanyalah ketagihan baru yang muncul dari melepaskan rasa penasaran.
Bibir itu tetiba tersenyum. Penuh rahasia seandainya ada mata yang cukup beruntung menyaksikan.
Gesturnya berubah kaget. Hp yang sudah menyala diambil dari sakunya. Setelah memandangi layar hp, berlembar uang diselipkan di bawah gelas.
"Bang!" Bartender memaling terpanggil.
Ia pergi disusul denting suara hiasan pintu.
"Anjeeeng, banyak banget." Sahut bartender menghitung uang.
__________
Nothing hurts a good soul and a kind heart more than to live amongst people who cannot understand it. (Ali The Commander)
On a cab, somenight around December 2017
No comments:
Post a Comment