Monday, 20 August 2018

Kata Wanita Tua

Malam ini membuatku heran

Atas mereka yang memikirkan masa depan

Memberatkan pikiran

Dengan instrumen waktu yang tak bisa dipatahkan

Sebagaimana yang terjadi sudah menjadi kutukan

Pun yang belum terjadi tetap tak bisa dikendalikan



Duduk di kedai minum itu aku tenggelam dalam perenungan

Sama seperti hari-hari sebelumnya, lamunan

Seorang wanita tua menegurku dengan sapaan

“Apa yang kau pikirkan?”

Kuceritakan tentang kebimbangan yang selama ini kurasakan

Juga kecemasan, akan manusia yang hanya peduli masa depan

Demi Tuhan,

“Jika mereka benar-benar hidup, tak akan ada yang kesepian!”



Ia tersenyum. Senyum yang entah bagaimana memberi kehangatan

“Mimpi adalah hal yang tak terelakkan”

Jawabnya mengalihkan pandangan

Jauh ke depan



Kita semua adalah budak keinginan

Namun terlalu lama mengikutinya begitu menyesakkan

Maka keinginan itu tetap terasing, sebab tak ada yang tahan

Untuk lama-lama merasakan

Seandainya kau sabar barang sebentar, dengarkan apa yang ingin ia katakan



Sebagai manusia kita tak mungkin melepaskan

Pasung dunia bernama ruang dan waktu, sebagaimana wajarnya penciptaan

Namun hati tempat bersemayamnya keinginan

Tahu, dan terus mencari karena ia punya kenangan

Dengarkan

Apa yang ia ingin katakan

Yang ia inginkan

Kau akan menemukan tujuan

Sebuah tempat peristirahatan

Tempat semua tak lagi terasa asing dan melelahkan



Hati ini memiliki kenangan

Yang begitu ia dambakan

Dan hanya akal yang dapat menafsirkan

Petunjuk-petunjuk saat kau memulai perjalanan



Kelak di ujung jalan

Akan kau temukan

Sebuah persimpangan di mana akal tak bisa lagi diandalkan

Saat itulah Tuhan

Datang padamu dengan sebuah tawaran:

Ketenangan

Yang hanya bisa kau beli dengan kerinduan.


Wherever you are in the world, i’ll search for you


Beirut, 20 Agustus 2018

No comments:

Post a Comment