Semuanya
tidak ada yang benar-benar berpisah, kan?
Kita
merindukan ia yang pergi
Mengenang
masa lalu dan ingin mengulanginya lagi
Merangkak
di atas setiap ingatan seperti bayi
Tertawa,
tersenyum, merenung, menangis
Semuanya
tidak ada yang benar-benar berpisah, kan?
Meski
pertemuan tak akan terjadi lagi
Namun ia
mendatangimu dalam setiap mimpi
Dalam
setiap lamunan di siang hari
Dalam
setiap obrolan dengan kawan-kawan saat ini
Semuanya
tidak ada yang benar-benar berpisah, kan?
Kita
berpikir ini waktunya pergi
Tidak ada
lagi nilai dalam hubungan yang terus dipertahankan
Namun dalam
sepersekian detika ia berpaling pergi
Dan
menemukan jalannya sendiri lagi
Kita
menyadari betapa kita menginginkannya sehidup semati
Tanpa
sedikitpun memerdulikan soal kemungkinan-kemungkinan
Tanpa
sedikitpun memerhatikan apakah kebersamaan ini bernilai atau tidak
Semuanya
tidak ada yang benar-benar berpisah, kan?
Bahkan
dalam permusuhan paling epik dalam sejarah
Dua pihak
yang saling berhadapan hanya aka berhadapan karena dua ideologi yang saling
terikat
Terikat
dalam perbedaan yang fatal
Terikat
dalam dua hal berbeda namun slaing bertabrakan
Maka
permusuhan sejatinya adalah pertemanan
Yang
diwarnai kemarahan alih-alih kehangatan
Semuanya
tidak ada yang benar-benar berpisah, kan?
Bahkan
kematian sepertinya tak benar-benar memisahkan
Jika orang
melihat kematian sebagai mimpi buruk keharmonisan
Sejatinya
kematian justru menyatukan yang terpisah
Menyatukan
yang lupa agar mengingat
Mengubah kekesalan
jadi kerinduan
Kesibukan
jadi waktu yang didedikasikan
Pertemuan
terencana
Menjadi
kehadiran tanpa jeda
Dalam hati
para pecinta
in memoriam, naqib musawa
Senin, 21/06/2021 (H+3)
No comments:
Post a Comment