Di bawah terik bulan yang membakar hati kesepian
Gelapnya malam harusnya menyelimuti para penyair dengan
hangatnya keterasingan
Namun pantulan sinar matahari yang ragu-ragu
Justru membuka ruang para serigala menerkam rasa sepi dengan
tatapan yang buas
Kita adalah anak-anak waktu yang durhaka
Melawan takdir dan maju mundur
Dari masa depan ke masa lalu
Tanpa rasa malu
Kita adalah hamba-hamba yang memberontak
Di hadapan petunjuk yang jelas kita menulis ulang setiap
aturan
Berasaskan prasangka, hitungan matematika, logika yang tak
sempurna
Lalu kepada Sang Tuan kita menghadap
Berdiri, tidak berlutut
Memandang tajam ke depan, tidak menunduk
Berjabat tangan dengan tegas seakan semuanya setara
Rerumputan tertawa melihat tingkah yang tak ada kasta
Betapa setiap otak diracuni kesombongan zaman dan peradaban
Kita budak-budak nafsu yang cemburu
Kecemburuan yang menyelimuti dirinya dengan jubah rasa
Bahwa rasa adalah anugera dan sebuah petunjuk yang agung
Tidak perlu diragukan lagi
Namun apakah setiap orang memilikinya?
Juga tak perlu diragukan bahwa jawabannya tidak
Setiap rasa menuntun kita pada jalan halus kemurnian dan wewangian
Bukan ke medan perang dan tempat pembuangan kotoran
Kotoran manusia yaitu benci, serakah, dengki, dan kesombongan
Kita anak-anak bodoh yang menolak untuk keluar dari gubuk
kecil kedunguan
Gubuk yang temboknya dianyam kata-kata manis para durjana
Durjana yang mengoreksi setiap ayat dari pesan Tuhan kepada
Nabinya
Durjana yang memenggal kepala para pecinta dengan hati yang indah
Durjana yang membungkam mulut-mulut penyair agar tak lagi
menyanyikan Nama-Nya
Durjana yang memenjarakan manusia dalam lingkaran setan
kebudayaan dan norma-norma tak berhati
Durjanana yang berdiri di atas mayat-mayat intelektual
dengan panji kebenaran parsial di tangannya
Ah… habis kata-kataku dicuri para durjana
Tak lagi aku bias membaca keadaan yang makin runyam dan
bising
Hilang sudah harapan sebuah negara yang harmonis tempat
kijang makan dengan tenang di samping serigala
Hilang sudah masa depan anak bangsa
Apa yang disebut dosa kini sebuah rekreasi
Tempat mereka yang terasing dan dibuang mendapat peluk kasih
sayang
Tuan, kalau boleh aku bertanya
Apakah dibenarkan, aku bersimpuh tanpa sepotong baju di
tubuhku?
Sebab semua hak milikku dirampas mereka yang peduli padaku
Jika kepedulian mereka berwujud perampasan
Maka apa sebutan yang tepat bagi aksimu
Yang sejak awal memberikan semuanya?
//10/06/2021
No comments:
Post a Comment