Aku terkagum oleh proyeksi masa depannya
Dan kebingungan atas kehampaan eksistensi saat ini
Lalu kecewa melihat kebelakang dalam kubangan kesia-siaan
Jangankan kita bicara soal dunia yang penuh tanda tanya
Juga keadilan yang terus dinantikan kedatangannya
Semua pisau waktu lengkap menusuk punggung dan dadaku
Bagaimanapun tubuh ini adalah duniaku
Yang terperangkap dalam dunia-mu
Siapakah tuan atas hamba, dan siapa hamba atas tuannya
Siapa yang mengendalikan siapa dan siapa yang dikendalikan
Satu kali kita merasa mengontrol waktu, dan satu kali pula kita tak berdaya dibuat waktu
Siapa yang menjalankan hukum siapa dan siapa yang membuat hukum untuk siapa
Satu waktu tuhan dipuja habis-habisan, dan satu waktu tuhan terpasung ego manusia
Dan semua itu cuma masalah waktu
Semua ini kesia-sian, kata Tuhannya Zaratusthra,
Setelah mengintip ruang pengantin waktu yang menikahi bumi
Di mimbar pencitraan, waktu berkata "aku adalah sahabat keyakinan"
Dengan cepat mencuci nama baik seperti baru lagi
Memang benar perkataannya, Sang Penjagal Keimanan
Namanya adalah kebanggan di permukaan
Sebab di balik keputus-asaan, ia jual harapan akan makna kehidupan
Namun bagi mereka Yang Sadar, begitu kata Rubizhan
Miskin atas keyakinan membuatnya menjual waktu pada keabadian
Surat ini tak lebih dari keluhan
Dariku yang bimbang diantara dua jalan kehidupan
Waktu yang tak bertopeng manis dihadapanku
Namun mengikat rantai di leherku
Jalanku tak menentu
Kebimbangan adalah sahabatku
Haruskah kuberjalan di bawah naungan waktu
Atau kubunuh masa depan, dan membuat waktu-ku
Sweeping terror around Haret Hreik
Jumat, 10 Maret 2017
No comments:
Post a Comment