Sejak manusia kuno menggambar perburuannya di goa, para penulis berusaha merekam pengalaman diri--fisik atau jiwa--lewat karya. Ada yang sekedar menceritakan, ada yang juga menafsirkan.
Mereka yang memiliki pertanyaan dalam hidupnya berusaha mengajak kita ikut bertanya lewat tulisannya. Atau bahkan tak jarang penulis hanya ingin curhat. Bagaimanapun, penyelaman pertanyaan dalam tulisan itu sering kali malah menuntunnya atau kita pada jawaban itu sendiri.
Gelombang seperti ini tak pernah berhenti sejak gambar di goa itu, tapi berkembang.
Entah sampai kapan dan pertanyaan apa lagi yang akan dilontarkan peradaban.
Tugas? Lucu juga manusia yang gila sekolah sampai hidup dianggap sebuah instansi pendidikan. Cukuplah untuk jujur pada diri sendiri akan pertanyaan-pertanyaan yang pasti berdatangan. Bahkan tanpa mengikuti arus kegalauan penulis, kita akan bertemu dengan pertanyaan dan jawaban kita sendiri.
Jangan berpikir dulu, tapi perhatikan. Dengarkan lalu pikirkan. Setelah itu, rasakan.
Barayaku tercintah.
H-2 DOH.
Selasa sendu, 11 Oct 2016
No comments:
Post a Comment