Monday 23 January 2017

Ketika tak bisa beli rokok

Uang adalah kekuatan. Pemikiran ini selain bepengaruh pada dunia perpolitikan manusia sampai ranah terkecil, tapi juga dalam hubungan manusia dengan dirinya sendiri.

Merasa miskin adalah mimpi buruk bagi hampir seluruh manusia. Apalagi ketika seorang perokok tidak punya sepeser pun untuk beli sebatang rokok. Itu adalah parameter bagi dirinya atas kemiskinan. Tak peduli bahwa pada realitasnya, ketiadaan uang itu takkan membuatnya mati kelaparan sebab ia tinggal di rumah orang tua, atau saudara, atau asrama, atau sedang bersama teman-temannya. Pada titik ini bisa dilihat bahwa miskin dirasakan ketika kita tak punya lagi kekuatan—dalam bentuk uang—untuk melakukan kebebasannya, baikpun kebebasan merusak diri atau melawan norma.

Saturday 21 January 2017

KW adalah Ori yang Baru

​Aku tak yakin apakah ada yang benar-benar asli di dunia ini. Maksudnya, orisinil.

Setiap zat di udara adalah kombinasi dari zat-zat lain. Air, udara, tanah, api. Plastik, besi, benang, emas. Semen, sepatu, rokok, komputer. Kertas dan tinta.

Friday 20 January 2017

Pondasi Keabadian

“Dokter, tolong simpan ini untuk kita berdua. Jangan kabarkan yang sebenarnya bahkan pada kepala sekolah. Saya bukan orang pertama yang anda vonis kan? Anda sudah melihat beragam ekspresi mendapat vonis ini. Saya yakin anda ikut merasakan sakit karenanya. Maka saya mohon, sekali ini, untuk saya, biarkan saya yang megurus semuanya. Tolong.”

Thursday 19 January 2017

Merokok adalah Berpuisi

Tulisan tentang penggusuran tak harus ditulis di tkp, bisa aja di angkot pas pulangnya. Begitu juga tulisan tentang gejolak rindu perokok, belum tentu ditulis saat merokok, belum tentu dia perokok, juga belum tentu dihujam rindu!

Sendu itu ketika perokok sendirian di pinggir jalan atau balkon asrama. Tengah malam mengolah rasa menjadi karya. Namun, ditengah tengah malam menjepit rokok di bibirnya tanpa korek yang sanggup menyala. Semua tidur, dan tak ada yang bisa digunakan mengganti api.

Panjang Umur Nasi Goreng

Seorang Kanada pernah berkata bahwa Indonesia lebih bebas daripada negara sekaliber Amerika. Eksistensi kita dipinggir jalan dengan modal dan ijasah pas-pasan cukup untuk menghidupi keluarga.

Kita bisa menyebrang dimanapun diinginkan. Merokok dimanapun. Dan olah tanah jadi apapun asal mampu.

Ini warna negara yang mau saya bilang terbaik atau tidak, nyatanya cuma soal lebih terbiasa atau tidak.

Nama Seorang Tas

Setelah dua tahun berpisah, akhirnya dua sahabat bertemu kembali.

Di satu kamar yang sesak oleh asap rokok:

“Gue kenal kayaknya tas itu”, temannya yang baru pulang merantau tak mengganti tas selama tiga tahun. Dan dia ingat itu.

“Oiya? Siapa namanya bro?”

“Asep”, becandaan itu diladeni.

“Bukan bego. Gausah sok kenal. Namanya Nuh”

Seekor Manusia

Sesekali aku ingin melihat mereka yang berjalan sebagai manusia. Ketika mereka tersenyum saat berpapasan, memalingkan pandangan seperti tak ada apa-apa, mengucap maaf tanpa memperlambat langkahnya, atau sekedar memandang penuh arti sampai tak bisa saling melihat lagi.

Mereka pasti lebih dari sekedar itu. Ada cerita, perasaan, pergulatan pikiran dalam kemarin yang mereka lalui.

Manusia Pembolak-balik Hati

Apakah kita benar-benar punya kuasa atas hati?

Satu malam seseorang tak tahan emosinya dan berniat memaki anak muda yang memecah keheningan malam dengan suara motor yang bising. Sampai di pelataran rumah, abg itu langsung teridentifikasi. Ia perhatikan, sambil mengumpulkan semua kosakata yang pantas diterimanya.

Sampai pada titik dimana abg ini tiba-tiba berhenti di sebelah mobil dan parkir begitu saja. Ia perhatikan, dan tahan makian. Waktunya gak pas. Abg itu terlihat asik dan akrab dari cipika-cipikinya dengan pemilik mobil di kursi depan. Dan ber-ulah menahan pintu mobil ketika pengemudi itu mau keluar. Tawa pun pecah menggantikan bising motor beberapa saat tadi.

Selinting Persahabatan

Untuk apa merokok?

Itu pertanyaan lucu buatku. Karena ketimbang menjawabnya, aku selalu tertawa.

Untuk apa keliling pasar ber-ac untuk memilih warna dan merk pakaian? Untuk apa bercermin lama-lama? Untuk apa menghabiskan uang banyak makan di warung ber-ac ketika ibu juga memasak? Untuk apa memasang alarm tengah malam untuk kuota malam? Untuk apa membeli waktu berlari di atas mesin ketika bisa berlari di lapangan atau komplek sekitar? Untuk apa bermain game ketika berbincang dengan sesama lebih berkesan?

Kelebihan Tuhan

Sebuah pemandangan yang lebih indah dari Raja Ampat baru saja terbesit dalam pengalamanku.

Seorang pria menarik tubuh wanita yang hampir tertabrak taksi saat hendak menyebrang. Wanita ini menggunakan headset dan menatap ponsel. Dan setelah menyadari posisinya yang terselamatkan dari maut, satu yang ia ucapkan meski tampilannya cukup relijius: terima kasih, tuan!

Bayi Dewasa



Aku akan berpura-pura menjadi bayi.

Untuk memberi gambaran sesuatu yang murni. Tanpa prasangka hanya rasa penasaran dan ketertarikan yang luar biasa. Untuk mengenal, baru belajar sesuatu darinya.

Untuk mengajari kita menjadi diri sendiri. Sebagai cermin yang menunjukkan betapa kita pernah menjadi calon ilmuwan segala bidang. 

Zahra

thank you thank you for making my day full of love i cant help but realize that i even live in your room now my mind never been here with me...