Sunday, 6 August 2023

Setangkai Kenangan

Di pelataran cinta kutancapkan setangkai kenangan. Rumput yang bergoyang santai sudah kaku membeku. Bisa apa? Realitas meruntuhkan topeng kekasih di dalam dada.

Sebuah kisah penuh suka cita adalah halusinasi yang diperjual belikan rumah produksi. Seperti muka yang lebih jadi iklan ketimbang barang pribadi. Di tangan mereka, air mata pun sebatas hiburan saja.

Gang-gang basah menggenang harapan yang sebenarnya. Bukan kesuksesan dan kerajaan, sekedar kebaikan sederhana di simpang jalan.

Kakek bersurban mengingatkanku pada aksi yang terbuang. Oleh dilema yang terlena memakan waktu mencari identitas di alam hayal. Sibuk berpikir dan berjalan dengan slogan pencarian.

Apa sebenarnya yang dicari? Sebuah ketenangan yang tak bisa kita bagi.

Berbagi. Kata yang tak lagi terucap juga tak terlihat.

Ungkapan muak dan amarah bukanlah niat untuk berbagi. Lagi-lagi sebuah ketenangan yang memabukkan.

Syair-syair itu dilemparkan ke tong sampah tatkala mata dirabunkan dari tangan teman kita.
Mawar itu kini terbakar. Oleh sinar mentari sebab air mata tak melindunginya lagi.

No comments:

Post a Comment

Zahra

thank you thank you for making my day full of love i cant help but realize that i even live in your room now my mind never been here with me...