Wednesday, 12 October 2016

Kamfret

Setiap perpisahan selalu diwarnai dengan keraguan atau keyakinan. Antara kemungkinan dan kepastian. Apakah jumpa atau dadah selamanya. Antara sosok dan memori yang mencolok.

Perputaran dunia dikata tak abadi namun tak ada yang tahu pasti, kapan ia berhenti?

Sang Maestro memang telah berfilosofi dengan bumi yang bundar, dan hidup pun bagai roda yang berputar.

Air mata akan tergantikan dengan tawa, juga sebaliknya.

Hidup penuh dengan tanda tanya, namun apalagi pilihan selain menikmatinya?

Kita adalah tinta di atas kanvas, tunduk pada kemauan pemegang kuas. Menari dan kenali diri, lalu jadilah diri sendiri.

Maha karya yang penuh dengan warna.

Amarah, senang, benci dan cinta dalam gradasi waktu yang kaku.

Cukup sampai disini.

Genggam erat tanganku, mendekat dan tempelkan pinggulmu.

Pejamkan mata dan biarkan jiwa merekam segalanya.


Secangkir susu jahe untuk si bangsat.
Selasa, 11/10 dini hari.
@LesehanSejarahRI

No comments:

Post a Comment

Zahra

thank you thank you for making my day full of love i cant help but realize that i even live in your room now my mind never been here with me...