Monday, 20 August 2018

Kata Wanita Tua

Malam ini membuatku heran

Atas mereka yang memikirkan masa depan

Memberatkan pikiran

Dengan instrumen waktu yang tak bisa dipatahkan

Sebagaimana yang terjadi sudah menjadi kutukan

Pun yang belum terjadi tetap tak bisa dikendalikan



Duduk di kedai minum itu aku tenggelam dalam perenungan

Sama seperti hari-hari sebelumnya, lamunan

Seorang wanita tua menegurku dengan sapaan

“Apa yang kau pikirkan?”

Kuceritakan tentang kebimbangan yang selama ini kurasakan

Juga kecemasan, akan manusia yang hanya peduli masa depan

Demi Tuhan,

“Jika mereka benar-benar hidup, tak akan ada yang kesepian!”



Ia tersenyum. Senyum yang entah bagaimana memberi kehangatan

“Mimpi adalah hal yang tak terelakkan”

Jawabnya mengalihkan pandangan

Jauh ke depan



Kita semua adalah budak keinginan

Namun terlalu lama mengikutinya begitu menyesakkan

Maka keinginan itu tetap terasing, sebab tak ada yang tahan

Untuk lama-lama merasakan

Seandainya kau sabar barang sebentar, dengarkan apa yang ingin ia katakan



Sebagai manusia kita tak mungkin melepaskan

Pasung dunia bernama ruang dan waktu, sebagaimana wajarnya penciptaan

Namun hati tempat bersemayamnya keinginan

Tahu, dan terus mencari karena ia punya kenangan

Dengarkan

Apa yang ia ingin katakan

Yang ia inginkan

Kau akan menemukan tujuan

Sebuah tempat peristirahatan

Tempat semua tak lagi terasa asing dan melelahkan



Hati ini memiliki kenangan

Yang begitu ia dambakan

Dan hanya akal yang dapat menafsirkan

Petunjuk-petunjuk saat kau memulai perjalanan



Kelak di ujung jalan

Akan kau temukan

Sebuah persimpangan di mana akal tak bisa lagi diandalkan

Saat itulah Tuhan

Datang padamu dengan sebuah tawaran:

Ketenangan

Yang hanya bisa kau beli dengan kerinduan.


Wherever you are in the world, i’ll search for you


Beirut, 20 Agustus 2018

Sunday, 19 August 2018

Siapa Jon Snow? Siapa Kita?

Rob Stark kehilangan ayahnya di ibu kota dan sekejap naik tahta dengan total suara seluruh utara. Kini sebagai Raja di Utara, ia memimpin seluruh klan yang loyal pada keluarganya menuju selatan untuk menuntut darah mantan penguasa utara--ayahnya. Satu, dua, tiga season ia berlaga dan akhirnya mati dibunuh di pesta pernikahannya sendiri.

Jon Snow, adik tiri Rob, dengan kesadaran penuh atas posisinya sebagai ‘anak haram’ tak sempat bermimpi semewah Rob untuk diakui sebagai pemimpin terhormat sebuah klan. Oleh sebab itu setiap ayunan pedangnya ketika berlatih menjadi ksatria didorong oleh mimpi yang lain: menjadi sukarelawan penjaga perbatasan—satpam kerajaan, atau bisa juga dibilang petugas imigrasi.

Friday, 3 August 2018

Luka Bakar di Punggungnya

Di ujung tebing, dengan hehutanan yang padat terlihat jauh di bawah, dan gelombang bumi yang terlihat kecil di kejauhan, aku berdiri menatap masa lalu.

Air mata mengalir begitu saja. Beragam memori tentang sekolah, peribadatan, dan kekecewaan raut wajah kerabat dekat membuat telinga ini tuli dari canda tawa kawan-kawan yang asik selfie di belakangku.

Saat itu aku memandang jauh kebawah. “Disini, aku berdiri di batas hidup dan mati.” Batinku. “Disini, adalah pilihan yang pasti jika aku ingin mengakhiri semuanya.” Angin begitu kencang menerpaku dari bawah.

Sial, Harusnya Kita Berteman!

Apa yang terjadi setelah kematian tetap misteri. Tak peduli sekeras apa agama dan pemikiran berusaha memastikannya. Sebab sampai sekarang, tak ada satupun yang akan percaya jika seorang datang dan mengaku sebagai penjelahah kematian—dan mengabarkan apa yang terjadi di sana.

Maka sekarang aku penasaran, apakah mereka yang telah mati, hadir di sekitar kita tatkala kita mengingatnya? Aku tak peduli berdasarkan teori apapun itu—tentang jiwa, ruh, arwah, barzakh, bahkan astral—apakah mereka memandang wajah kita yang mengabarkan beragam ekspresi, ketika kita mengingat mereka?

Zahra

thank you thank you for making my day full of love i cant help but realize that i even live in your room now my mind never been here with me...