Aku bukan dia
Aku bukan mereka
Aku bukan teman-temanku
Aku tidak sepeti mereka
Aku tidak disana
Aku disini
Dan aku adalah aku.
Engkau adalah engkau
Engkau disana
Engkau tidak seperti mereka
Engkau bukan teman-temanmu
Engkau bukan mereka
Engkau bukan dia.
Tuhan disini
Tuhan disana
Tuhan dimana-mana
Tapi Tuhan juga tidak dimana-mana
Tuhan bukan siapa-siapa
Karena Tuhan adalah Tuhan.
Bagaimana mungkin kutarik kau kebawah
Sementara aku adalah aku.
Bagaimana mungkin kau melompat dari sana
Sementara engkau adalah engkau.
Tapi Tuhan adalah Tuhan
Akan kutuntut Ia atas perbuatannya
Karena Ia bukan pelarian bencana semata
Tapi juga Sang Dermawan yang mebagikan Air Mata.
Kata orang Ia kirim Cupidnya pada pangeran
Membunuh pangeran dengan serangan hati.
Sepertinya Cupid juga datang padaku,
Dengan anak panah yang telah melirik dadaku
Namun kubalas tatapannya dengan tatapan seorang tawanan
Dan kusapa ia dengan senyumnya orang bebas
Aku berkata,
Tak perlu kau gunakan panah itu lagi...
Aku hampir mati!
Cupid pun bertanya,
Bagaimana bisa?
Kukatakan padanya,
Kau tahu? Tuhan telah meracuniku dengan hidangan cinta-Nya!
Yang disajikan oleh dia yang tak pernah kulihat wajahnya!
Ditemani malam yang
suram,
Tanpa candaan
bintang dan bulan.
sedikit meminjam mitologi sebelah,
sedikit meminjam mitologi sebelah,
Sang pengklaim Cinta
Sabtu, 17 Mei 2014,
23.25
1 comment:
ciee, mad bahesyti, udah lulus sii
Post a Comment